Jalan Jalan Ke Tamansari Yang Menjadi Cagar Budaya Warisan Keraton Yogyakarta
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang menyimpan banyak sejarah, salah satunya adalah Tamansari. Tak hanya menarik dari segi bangunan khas dengan perpaduan Jawa dan Portugisnya saja, namun sejarah dari bangunan ini pun juga menarik hati pengunjung.
Banyaknya unsur air dan kolam di dalamnya membuat Taman Sari mendapat julukan Water Castle. Selain julukan Water Castle, beberapa orang juga menyebut bangunan Taman Sari dengan The Fragrant Garden karena banyaknya bunga harum yang ditanam di area Taman Sari ini.
Sri Sultan HB I sebagai penggagas berdirinya Taman Sari saat itu meminta gambarnya dikerjakan oleh seseorang berkebangsaan Portugis dengan Tumenggung Mangundipiro, lalu digantikan oleh Pangeran Notokusumo sebagai pemimpin Pembangunan Taman Sari ini.
Jika kita mengamati bangunan Taman Sari secara keseluruhan, terlihat jelas bangunan ini memang difungsikan sebagai tempat pemandian. Selain berguna sebagai area pemandian, ada kemungkinan bangunan Taman Sari juga memiliki fungsi sebagai pertahanan. Terlihat jelas dari adanya tembok tebal yang mengelilingi area Taman Sari ditambah adanya area yang kemungkinan digunakan untuk meninjau keberadaan musuh saat itu.
Selain memiliki fungsi sebagai area pemandian dan pertahanan, bangunan Taman Sari juga memiliki fungsi religi. Nampak jelas dari adanya area yang difungsikan sebagai masjid bernama Sumur Gumuling dan adanya area Pulo Panembung yang berguna sebagai area untuk meditasi sultan.
Dibalik kemegahan bangunan Taman Sari, ternyata bangunan ini pernah runtuh saat pemerintahan Sri Sultan HB VI di tahun 1867. Saat inilah bagunan Taman Sari sedikit terbengkalai dan justru banyak sekali warga yang mendirikan bangunan di area Taman Sari ini, hingga akhirnya di tahun 1977, renovasi serius mulai dilakukan walaupun hanya sedikit saja bangunan yang dapat diselamatkan.
Renovasi serius mulai dilakukan, namun sayang sekali gempa Kembali melanda Jogja di tahun 2006 hingga kembali menyebabkan kerusakan serius pada area Taman Sari. Kerusakan ini membuat pemerintah tetap serius melakukan renovasi di Tengah himpitan rumah penduduk.
Rute Menuju Taman Sari
Taman Sari sendiri beralamat di Jl. Taman Sari No.42, Kadipaten, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 5513. Ada 2 rute umum yang dapat digunakan untuk menuju ke tempat bersejarah ini
Dari Malioboro
Untuk menuju Taman Sari dari area Malioboro Anda bisa melewati Jalan Malioboro meuju arah Selatan melewati Kantor POS dan Titik Nol Kilometer dan Alun Alun Utara. Selanjutnya, ambillah belokan kea rah kanan setelah menemukan Jl Ngasem hingga Pasar nGasem. Dari Pasar Ngasem berbeloklah 100 meter ke arah kiri, maka akan nampak bangunan benteng berwarna putih.
Dari Alun-Alun Selatan
Cobalah menuju arah Barat dari Alun-Alun Selatan menuju Jalan Patehan Lor hingga menemukan Jalan Taman. Di sinilah benteng dan pintu masuk area Taman Sari dapat dilihat.
Bangunan-Bangunan Ikonik Tamansari
Dahulu, Taman Sari memiliki 57 bangunan dengan luas 10 hektar, sayangnya gempa yang beberapa kali terjadi membuat luas kompleks Taman Sari mulai berkurang. Ditambah banyaknya hunian yang dibangun oleh warga di sekitar bangunan ini membuat luas Taman Sari kian berkurang, namun ada beberapa bangunan ikonik yangw ajib dikunjungi saat berada di kompleks Taman Sari ini, diantaranya:
Pulo Kenanga
Dahulu, Pulo Kenanga menjadi area untuk kerabat Kerajaan bermain sampan. Hal ini terlihat dari adanya pulau buatan yang didirikan di Tengah laut buatan (segaran). Sayangnya, area ini saat ini telah berubah menjadi pemukiman penduduk dan pasar yang disebut Pasar Ngasem.
Di area Pulo Kenanga ini jugalah kita dapat menemukan bangunan berlantai dua yang dikelilingi bunga Kenanga bernama Gedhong Kencana. Tingginya bangunan membuat Anda dapat mengamati Kawasan Keraton dari area ini.
Pulo Panembung
Dari Pulo Kenanga, Anda bisa menemukan bangunan dua lantai yang Bernama Gedhong Panembung saat berjalan ke Selatan. Nama Panembung diambil dari Bahasa jawa “Nembung” yang memiliki arti memohon. Memang di sinilah area sultan untuk memohon kepada Tuhan.
Sumur Gumuling
Bukti bahwa bangunan Taman Sari memiliki fungsi religi untuk beribadah apat ditemukan jika Anda berjalan ke arah barat dari Pulo Kenanga. Disana Anda akan menemukan bangunan dengan Menara bulat di Tengah air Bernama Sumur Gumuling.
Dengan melewati urung-urung atau terowongan bawah air, Anda dapat menikmati keindahan bangunan dua lantai dengan mihrab di masing-masing bangunannya. Selain adanya mihab, terdapat 4 buah undakan yang bertemu di Tengah dengan kolam kecil di bawah undakan pertemuan yang digunakan untuk berwudhu.
Gedhong Gapura Hageng
Pada masanya, Gedhong Gapura Hageng ini adalah pintu gerbang utama Taman Sari yang memiliki relief berupa burung dan bunga yang menambah keindahan gerbang utamanya. Dibalik gapura inilah terdapat tangga untuk menuju pelataran yang berada di atas Gedhong sekaligus menikmati pemandangan di bawah gapura. Di pintu gerbang inilah terdapat patung 4 ekor naga yang saling melilit.
Gedhong Lopak-Lopak
Dari Gapura Hageng, cobalah berjalan ke arah Timur dan berhentilah di bangunan berbentuk segi delapan yang dikelilingi kebun bunga dan buah. Bangunan ini bernama Gedhong Lopak-Lopak.
Pasiraman Umbul Binangun
Ingin melihat area pemandian para sultan dan keluarganya? Maka area Pasiraman Umbul Binangun ini adalah jawabannya. Dengan tiga kolam yang dialiri mata air berbentuk jamur, kolam ini memiliki fungsinya masing-masing. Kolam pertama yang membujur dari Utara ke Selatan bernama Umbul Kawitan dan digunakan untuk pemandian khusus bagi putri raja. Di area kolam kedua bernama Umbul Pamuncar, dgunakan khusus untuk para istri dan selir raja yang ingin mandi. Lalu di mana Sultan mandi? Jawabannya ada di kolam ketiga, yaitu Umbul Panguras.
Ada fakta menarik mengenai Pasiraman Umbul Binangun ini dimana ada Menara di antara Umbul Panguras dan Umbul Pamuncar yang hanya boleh dinaiki oleh Sultan. Dari Menara inilah Sultan dapat melihat area Umbul Panguras melalui jendela yang ada. Sebagai tempat pemandian, tentu saja juga ada area bagi putri dan istri raja beristirahat serta mengganti pakaian.
Gedhong Sekawan/Gedhong Sedah Mirah
Dari bangunan Umbul Binangun, cobalah berjalan menuju arah Timur hingga menemukan bangunan segi delapan dengan 4 buah bangunan yang serupa. Area yang diberi nama Gedhong Sekawan ini adalah area untuk sultan dan keluarga beristirahat.
Masih banyak area menarik dari Tamansari yang wajib untuk dijelajahi. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa melihat Denah Tamansari berikut ini.
Denah Area Tamansari
Tips Saat Berkunjung Ke Taman Sari
Taman Sari menjadi tempat yang tek boleh terlewat bagi siapapun yang berkunjung ke Yogyakarta, terutama bagi Anda yang sangat menyukai wisata sejarah. Anda bisa menikmati bangunan khas Taman Sari yang dulunya menjadi tempat pemandian Raja dan Keluarganya.
DI Taman Sari banyak sekali bangunan unik yang khas, namun jangan lupa mengunjungi Menara yang ada di Umbul Pasiraman. Selain Menara, di area Umbul Pasiraman ini Anda juga dapat menemukan ruangan kamar yang dulunya digunakan oleh Sultan. Jangan lupa juga untuk naik ke Tingkat tertinggi untuk menikmati keindahan Taman Sari dari atas.
Jangan lupa membawa kamera , karena banyak sekali objek foto indah seperti gapura dengan ornament indah yang saying jika tidak diabadikan.
Jika membutuhkan tempat perkir lebih luas, Anda bisa masuk melalui pintu sebelah Timur. Jangan ragu untuk menggunakan jasa pemandu jika memang ingin mendengarkan sejarah Taman Sari lebih jauh.
Terakhir, sebagai wisatawan dan warga negara yang baik, jangan lupa untuk tetap menjaga kelestarian tempat wisata dengan tidak merusak bangunan di dalanya dan tidak mengotori kolam pemandian.
Jangan ragu untuk berkunjung ke Taman Sari, karena selain menawarkan keindahan wisata, lokasinya snagat mudah untuk ditempuh. Jalan menuju ke Taman Sari ini pun sudah beraspal lebar dan halus, sehingga dapat dilalui motor atau mobil.
Berikut tadi artikel tantang wisata di Taman Sari Yogyakarta dari Visit My Jogja, Semoga Bermanfaat .